BULUKUMBA_PB— Saat ini isu stunting menjadi prioritas pemerintah dalam pembangunan kesehatan. Indonesia adalah negara ke-5 dengan jumlah balita tertinggi mengalami stunting.
Di Kabupaten Bulukumba sendiri jumlah balita yang mengalami Stunting sebanyak 30,8 persen berdasarkan hasil Survei Studi Status Gizi Indonesia.
Atas kondisi tersebut Pemerintah Daerah melalui Dinas Kesehatan Bulukumba menggelar Rembuk Stunting dengan mengundang berbagai stakeholder terkait yang berlangsung di Ruang Pola Kantor Bupati Bulukumba, Rabu, 23 Maret 2022.
Kadis Kesehatan, Hj Umrah Aswani berharap kegiatan rembuk dapat melahirkan penyamaan perspektif dalam mengintervensi jumlah stunting yang ada di Kabupaten Bulukumba
“Dalam penanganan diharapkan komitmen seluruh instansi terkait untuk menjadikan stunting sebagai skala prioritas,” ungkapnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Andi Edy Manaf yang membuka Rembuk Stunting menyampaikan
kurangnya gizi pada masa kanak-kanak berkonsekuensi bukan saja di usia kecil anak, tetapi berdampak pada sepanjang hidupnya.
Stunting akan memengaruhi kapasitas belajar pada usia sekolah, nilai dan prestasinya, bahkan produktivitas ekonomi, sehingga pemerintah pusat sampai daerah menyadari betul persoalan ini dan telah menjadikan penanggulangan stunting sebagai prioritas.
“Olehnya itu penting seluruh OPD terkait menyusun Rencana Kerja untuk APBD yang mendukung pencegahan dan penanggulangan Stunting di Bulukumba,” pintanya.
Pada Rembuk Stunting ini, Wakil Bupati bersama OPD dan stakeholder menandatangani pernyataan komitmen percepatan penurunan Stunting di Bulukumba.(RR)