Kisah Inspiratif Jusriawan Fajri, Pengusaha Muda Yang Membangun Bisnis Kopi Lewat Hobi pemuda Anak Bulukumba

BULUKUMBA _PB— Banyak anak muda inspiratif yang memilih membuka bisnis. Seperti anak muda berusia 23 tahun yang memilih jadi pengusaha di kedai kopi miliknya.

Dalam berapa tahun terakhir minuman berbahan dasar kopi jadi begitu populer di kalangan milenial. Minum kopi seakan sudah menjadi gaya hidup masyarakat kekinian.

Peluang itulah yang dilihat Jusriawan Fajri, pemuda milenial berusia 23 tahun asal Kabupaten Bulukumba.

Pemuda millenial ini memilih membuka kedai kopi dengan konsep rumahan, Dia meluncurkan bisnis kopi ini setelah berjuang untuk mencari pekerjaan di awal tahun 2022 ini.

Kedai Samping Lorong, nama kedai kopi ini. yang berada di Jalan Nenas No. 6 (Depan Masjid Agung Bulukumba) Kabupaten Bulukumba tampak ramai dikunjungi penikmat kopi. Meski warung kopi tak begitu menyediakan tempat luas, namun menjadi lokasi tongkrongan yang nyaman dan asik khususnya kaula muda Bulukumba. Selain itu harga kopi yang ditawarkan sesuai dengan kantong dari berbagai kalangan, baik pelajar, mahasiswa, hingga pekerja lepas.

Yang Menarik pemilik kedai kopi ini
adalah yang kerab disapa Fajri seorang mahasiswa Unhas yang baru saja lulus kuliah. Fajri membuka usaha warung kopi bukan tanpa sebab.

“Saya melihat peluang pasar dan treen anak muda yang mulai menyukai kopi,” kata Fajri sambil menyuguhkan satu gelas kopi Americano Susu kepada koran ini pada tanggal 28 April 2022.

Fajri bercerita perjalanannya sebelum akhirnya ia terjun menjadi seorang pedagang kopi hingga membuka kedai kopi. Diakuinya awal tertarik menyukai kopi sejak terinspirasi oleh sepupunya tahun 2016 lalu. Sering tukar pikiran dan berdiskusi soal kopi bersama teman-teman pecinta kopi. Membuat dia mencoba untuk meracik kopi sendiri.

Dengan seiring berjalan waktu dan bisnis kopi terus berkembang. Fajri pun kepincut untuk kembali ke daerah asal Bulukumba untuk membuka usaha kopi. Dan membuka Kedai Samping Lorong. Turun gunung membuka usaha kopi juga dengan alasan ingin mengangkat produk kopi lokal khas Bulukumba. Karena bahan baku kopi lokal cukup tersedia di Bulukumba.(FJ)