Tarakan, PB– Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalimantan Utara mengadakan Bimbingan Teknis (Bimtek) Pengembangan Kapasitas Tim Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana sebagai langkah serius pemerintah untuk mengatasi potensi bencana di provinsi tersebut.
Menurut Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana BPBD Kaltara, H Nur Ansar, potensi bencana di Kaltara cukup tinggi, menyebabkan banyak tantangan dalam upaya penanggulangannya. Data bencana tahun 2024 mencatat 185 kejadian bencana di provinsi tersebut, termasuk banjir, tanah longsor, abrasi, cuaca ekstrem, kebakaran hutan dan lahan, serta kebakaran bangunan. Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI) menunjukkan bahwa Kaltara berada pada risiko bencana tinggi, dengan poin 148,16.
Hal ini mendorong peningkatan kapasitas pada berbagai tahapan penanggulangan bencana, mulai dari fase prabencana, tanggap darurat, hingga pascabencana. Upaya perlindungan masyarakat dilakukan dengan standar pelayanan minimum, termasuk pencarian, penyelamatan, evakuasi, pertolongan darurat, pemenuhan kebutuhan dasar korban bencana seperti pangan, sandang, air bersih, sanitasi, pelayanan kesehatan, dan penampungan sementara.
Nur Ansar berharap bahwa Tim Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana (TRC PB) di Kaltara dapat memberikan respons cepat dalam kaji cepat bencana dan dampaknya saat tanggap darurat, seperti penilaian kebutuhan dan kerusakan, serta memberikan dukungan kepada BPBD provinsi dan kabupaten/kota dalam penanganan darurat bencana.
Dengan pelatihan dan pengembangan kapasitas bagi TRC PB, diharapkan anggota tim dapat memiliki kemampuan manajemen penanganan darurat yang baik. Inisiatif seperti Bimtek TRC PB diapresiasi sebagai langkah penting dalam memperkuat respons penanggulangan bencana di Kaltara.