Wamena_PeduliBangsa– Tim inisiator peduli tanah hubula Wamena Kabupaten Jayawijaya secara tegas menolak Wamena Jadi Ibu Kota Provinsi Papua Pengunungan Tengah
Pernyataan ini disampaikan langsung oleh salah satu tim inisiator peduli tanah hubula, Yustina Haluk setelah diskusi selesai di asrama nayak II Jayapura Sabtu, 09 Juli 2022.
Yustina, mengatakan, tim ini sengaja dibuat agar dapat mengakomodir orang tua di Lembah Baliem demi menjaga tanah adat di setiap suku masing-masing.
“Kami membuat forum atau tim inisiator peduli tanah hubula ini berangkat dari hasil pengamatan sendiri semenjak kami menempuh pendidikan di wilayah adat Tabi, dan kami jadikan pengamatan itu merupakan cermin untuk masa depan Hubula Wamena yang lebih baik.
“Kami lihat sendiri terhadap keberadaan status tanah adat masyarakat asli Tabi sebagai pemilik negeri, semua terjual dan konsekuensi nya mereka harus terpinggirkan karena dampak dari pembangunan,” ujarnya.
Ia menegaskan, sebagai anak hubula, sangat memprihatinkan keberadaan tanah adat yang ada di Wamena. Seandainya penempatan ibukota provinsi Papua pegunungan Tengah di hubulama Wamena.
“Karena nasibnya pasti akan serupa dengan saudara-saudari kami yang dari wilayah Tabi saat ini. Apalagi Wamena itu kota kecil lalu mau dipaksakan untuk penempatan ibukota, maka tempat tinggal kami, kebun kami, dan tempat peliharaan hewan kami otomatis akan hilang,” katanya.
Menurutnya, rasa kekuatiran ini yang membuat kami tergerak hati untuk membuat sebuah tim inisiator khususnya di wilayah Tabi, yang nantinya akan bergabung dengan teman-teman yang sudah membuat tim di Wamena. “ kita bersama-sama bisa melindungi hutan dan tanah yang sudah menjadi hak waris bagi orang hubula di Jayawijaya Wamena,” ujar Yustina Haluk.
Kata Yustina, pihaknya memastikan bahwa jika dimulai dari sekarang untuk melindungi tanah di diatas negeri sendiri, maka tanah Wamena pasti aman. “ karena kami orang hubula tidak minta pemekaran DOB apa lagi ibukotaProvinsi, maka pantas kami menolak,” tukasnya.
Dalam diskusi ini yang mengikuti seluruh perwakilan dari batas wilayah suku hubula yaitu Watikam sampai dengan Heraewa di Wamena menyataka sikap dengan tegas menolak penempatan ibukota Provinsi Papua Pegunungan Tengah di Wamena.
“Kami yang sudah diskusi ini adalah orang-orang tua, pemuda, Mahasiswa, dan tokoh-tokoh asal Hubula yang ada di wilayah adat Tabi mulai dari Watikam sampai dengan Heraewa, dan menyataka sikap menolak Wamena di jadikan sebagai ibukota Provinsi Papua Pegunungan Tengah,” tegas Haluk.
Lanjutnya, dalam agenda diskusi awal yang kami lakukan hari ini, hasilnya kami akan presentasi juga di Wamena. Kemudian pelaksanaan diskusi hari ini respon dari peserta sangat luar biasa.
Sementara itu Ketua Himpunan Mahasiswa Pemuda asal Jayawijaya di kota studi Jayapura (HMPJ), Alber Kalolik mengatakan ada beberapa pergerakan tim inisiator di wilayah adat Tabi dan Wamena tetap berjalan sama-sama. “Trimakasi tim inisiator yang sudah akomodir masyarakat dan mahasiswa Hubula yg di wilayah ada Tabi terkait isu tanah di Wamena saat ini,” katanya.
“Kami mahasiswa juga butuh dukungan dari semua pihak karena Tim dari mahasiswa sudah ada untuk sosialisasi di setiap kampung masing masing,” sambungnya.
Dikatakan, mahasiswa saat ini sudah ada Tim Yang sah dan direkomendasikan oleh pengrus HMPJ sehingga bagian dari control sosial akan mengakomodir semua orang habulama punya kemauan dan dari tim siapapun yang membicarakan soal Wamena, boleh-boleh saja asalkan tidak berbau politik didalamnya.
“kami dari badan pengurus HMPJ akan mengutus setiap mahasiswa dari ikatan untuk ke setiap kampung mereka masing-masing demi sosialisasi sesuai kajian yang kami sudah buat lama. (AR)