Wacana Baru di PPP Jelang Muktamar: Sekjen Perempuan dan Transformasi Partai

Jakarta, PB – Menjelang Muktamar Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang direncanakan berlangsung antara Agustus hingga September 2025, muncul sejumlah wacana baru di tubuh partai. Salah satu yang mencuat adalah usulan agar posisi Sekretaris Jenderal (Sekjen) diisi oleh kader perempuan sebagai bagian dari penyegaran struktur organisasi partai.

Muktamar PPP tahun ini dipandang sebagai momentum penting pasca kegagalan partai menembus ambang batas parlemen dalam Pemilu 2024. Sejumlah sumber internal menyebutkan bahwa agenda Muktamar tidak hanya mencakup konsolidasi kader dan evaluasi menyeluruh, tetapi juga pembahasan arah baru partai menjelang Pemilu 2029.

“Isu strategis yang berkembang di internal saat ini tidak hanya soal pergantian Ketua Umum, tetapi juga pembukaan ruang lebih luas bagi kader perempuan dan kelompok muda untuk duduk di posisi strategis partai, termasuk Sekjen,” ujar seorang kader senior PPP yang enggan disebutkan namanya.

Wacana ini muncul sebagai upaya untuk menghidupkan kembali tradisi PPP dalam memberi ruang bagi tokoh perempuan berpengaruh, seperti almarhumah Aisyah Amini. Chairunnisa Yusuf, Wakil Sekjen PPP, disebut-sebut masuk dalam bursa calon Sekjen.

“Bu Chairunnisa adalah kader yang tumbuh dari bawah, memahami dinamika akar rumput, dan memiliki rekam jejak yang baik di internal,” ujar seorang anggota DPP PPP.

Chairunnisa, ketika dikonfirmasi, tidak secara langsung menyatakan kesiapannya maju sebagai calon Sekjen, tetapi ia menegaskan pentingnya proses musyawarah di tubuh partai. Ia juga menyatakan dukungannya terhadap siapa pun yang terpilih sebagai Ketua Umum dan Sekjen PPP, demi kebaikan dan kemajuan partai.

Pengamat politik dari Lembaga Survei Demokratis, Eko Harjanto, menilai wacana penguatan peran perempuan di PPP adalah langkah positif. Namun, ia menekankan bahwa substansi reformasi lebih penting daripada simbol.

“PPP perlu perubahan menyeluruh dalam pendekatan politik, strategi komunikasi, dan tata kelola internal. Kehadiran perempuan dalam struktur penting, tetapi harus dibarengi dengan pergeseran nilai dan program,” ujar Eko.

Muktamar mendatang dipandang sebagai peluang terakhir bagi PPP untuk membuktikan kapasitasnya dalam beradaptasi dengan perubahan zaman dan menjawab tantangan elektoral yang semakin kompleks.

Semoga Muktamar PPP dapat menghasilkan keputusan yang positif dan membawa partai ini menuju masa depan yang lebih baik. ( MJ)