Sinjai, PB – Banjir dan tanah longsor yang melanda Kabupaten Sinjai beberapa waktu lalu juga berdampak pada sektor pertanian. Sebanyak 312 hektare areal persawahan di delapan kecamatan tergenang banjir dan terdampak tanah longsor.
Meskipun tidak berpotensi gagal panen total, Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (DTPHP) Sinjai telah menyiapkan langkah antisipatif untuk meminimalisir kerugian petani dan menjaga ketahanan pangan lokal.
Kepala DTPHP Sinjai, Kamaruddin, menjelaskan bahwa pihaknya akan mengusulkan bantuan untuk petani terdampak kepada Pemerintah Provinsi bahkan pusat setelah mendapatkan rekapitulasi jumlah akumulatif areal yang terdampak dari petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (POPT).
“Areal yang mengalami kerusakan/puso sementara dilakukan pendataan oleh petugas POPT, laporannya sementara kami tunggu terkait tingkat kerusakannya,” ungkap Kamaruddin.
“Setelah semuanya terkumpul, tentu akan segera kami tindaklanjuti, dengan melaporkan ke Kementerian Pertanian dan Dinas Pertanian Provinsi Sulsel agar petani kami mendapatkan bantuan,” tambahnya.
DTPHP Sinjai juga akan terus memantau perkembangan di lapangan dan memberikan pendampingan kepada petani agar tetap waspada dan siap melakukan langkah-langkah adaptasi terhadap kondisi cuaca ekstrem.
Kecamatan yang terdampak banjir dan tanah longsor meliputi Sinjai Utara, Sinjai Timur, Sinjai Barat, Tellulimpoe, Bulupoddo, Sinjai Borong, Sinjai Selatan, dan Sinjai Tengah.