Bontang, PB – Hasil audit keuangan PT Laut Bontang Bersinar (LBB) untuk tahun 2023 menunjukkan laba bersih perusahaan meningkat menjadi Rp98.772.958 setelah pajak. Namun, laporan audit juga mengungkap fakta bahwa perusahaan masih menghadapi tekanan finansial dari beban operasional yang tinggi.
Laporan keuangan yang diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Erfan dan Rakhmawan menunjukkan pendapatan usaha mencapai Rp4,99 miliar, naik tipis dari Rp4,61 miliar pada tahun 2022. Pendapatan terbesar berasal dari jasa terminal operator, dermaga, tambat, hingga kebersihan dan listrik.
Namun, beban operasional tahun 2023 menembus Rp1,7 miliar, termasuk alokasi sebesar Rp599 juta untuk operasional direktur. Selain itu, kontribusi kepada Pemkot Bontang sebesar Rp451 juta juga turut menekan laba.
Total beban usaha tercatat Rp3,45 miliar, dengan pengeluaran terbesar berasal dari gaji dan lembur karyawan senilai Rp1,77 miliar, diikuti biaya perjalanan dinas sebesar Rp466 juta. Beban lain-lain bahkan mencapai Rp1,39 miliar, jauh melebihi pendapatan lain-lain yang hanya Rp78 juta.
Laporan audit juga mencatat saldo akhir tahun perusahaan masih minus Rp202 juta, menyusul kerugian Rp301 juta pada 2022. Auditor memberikan opini wajar dengan pengecualian terhadap laporan keuangan ini.
Masalah keuangan PT LBB juga mendapat sorotan publik karena perusahaan masih memiliki tunggakan gaji karyawan dan belum menyelesaikan kewajiban kontribusi tetap serta bagi hasil kepada Pemkot Bontang. Situasi ini memunculkan desakan dari berbagai pihak, termasuk evaluasi kinerja direksi.
“Audit mencakup laporan neraca, laba rugi, hingga arus kas per 31 Desember 2023,” ujar Rudy Mikiyanto Kusumo, pimpinan Kantor Akuntan Publik Erfan dan Rakhmawan.
Meskipun laba meningkat, kondisi keuangan PT LBB masih jauh dari stabil. Pemkot Bontang diharapkan dapat mengambil langkah strategis untuk memastikan perusahaan ini bisa memberikan kontribusi optimal kepada daerah.(MJ)
