Sinjai_PeduliBangsa-, – Dugaan Pungutan Liar (Pungli) oleh guru kepada siswa penerima Program Indonesia Pintar (PIP) di Sekolah Menengah Atas (SMA) Neg 8 Sinjai Borong Kab Sinjai, mencuat.
Menurut pengakuan Mantan Siswa berinisial AS (17), dari Rp 1 juta yang harus diterima, dirinya mengaku hanya Menerima Rp 500 ribu. Sementara Rp 500 ribunya dipungut oknum guru berinisial GS, dengan alasan untuk Biaya Oprasional Pengantaran Ke salah satu Bank yang di tuju untuk menerima Dana tersebut.(8/4/21)
“saya Cuma dapat Rp 500 ribu Pak, alasannya untuk biaya Oprasional dan karna saya katanya bukan lagi Siswa di sekolah itu, jadi saya tidak berhak menerima, makanya harus dibagi dua, tapi kalau saya tidak mau menerima uang Lima Ratus Ribu itu maka uang itu akan dikembalikan ke Bank,” ungkap AS.
Sementara itu PLT Kepala Sekolah SMA Neg 8 Sinjai Borong Bob Salim saat dikonfirmasi membantah dan tidak mengetahui adanya pungutan di Sekolahnya. Ia mengatakatan, “Pemotongan itu sama sekali tidak ada saya tau pak, dan tidak ada sama sekali perintah dari Sekolah, Mungkin yang dimaksud oleh guru itu adalah Untuk Sewa mobil Anak-anak ke bank, terkait Uang Siswa yang dipotong sampai 500 Ribu itu sama sekali diluar pengetahuan saya”.
Salah Satu Penggiat Anti Korupsi Awaluddin Adil yang mengetahui kejadian itu sangat menyesalkan apa yang dilakukan oleh oknum guru tersebut,
“ Hal ini sebenarnya tidak boleh terjadi karna itu adalah salah satu bentuk pungli, karna dana PIP itu kan merupakan Hak penuh milik Siswa, Dana PIP Juga harus diserahkan sepenuhnya kepada pribadi sang anak, bahkan orang tua hanya menjadi pihak yang mendampingi atau mengawasi anak dalam mengambil dan menggunakannya. Dan kalaupun ada pungutan biaya itu harus melalui rapat bersama Komite Sekolah dan orang tua Siswa, yang mencuat ini baru satu sampel, mungkin masih banyak Siswa lain yang menjadi Korban,
“Insyaallah dalam waktu dekat ini Kami dari lembaga SINJAI GERAM ( Sinergi Jaringan Independen Gerakan Rakyat Menggugat) akan mengawal Kasus ini, dan menuntut pihak yang berwajib untuk segera menindak lanjuti Kasus ini”
Ditempat terpisah Guru GS saat di wawancarai melalui via telfon mengakui bahwa “ iya benar saya melakukan pemotongan kepada Siswanya tapi itu untuk biaya oprasional Transportasi ke Bank BNI 100 ribu, sisanya kita bagi-bagi kepada Operator Sekolah dan Guru lainnya.(f/w-one)