LPP Duga Dekan FKIK UIN Makassar Intervensi Pelantikan Ketua Dema

foto: dok. UIN Alauddin Makassar

Makassar, Pedulibangsa.co — Pemilihan Mahasiswa (Pemilma) Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Alauddin Makassar telah digelar beberapa hari lalu, tepatnya pada Senin, 18 Januari 2021.

Lembaga Penyelenggara Pemilma (LPP) selaku panitia penyelenggara telah menetapkan Muslimin M selaku Ketua terpilih Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) FKIK UIN Makassar untuk masa bakti 2021-2022.

Namun saat prosesi pelantikan yang dipimpin langsung Dekan FKIK UIN Alauddin Dr. Syatirah via zoom tersebut, menuai kontroversi berbagai pihak. Salah satunya datang dari fungsionaris LPP FKIK UIN Alauddin Makassar, Alfiqri Pramana Adiputra.

“Dipelantikan nama Muslim M tidak disebut, justru Dekan melantik Nabilatuzzahra yang diklaim selaku ketua. Jelas itu cacat prosedural, sebab Nabilatuzzahra tidak mengikuti seluruh rangkaian aturan Pemilma yang ditetapkan LPP,” kata Alfiqri dalam keterangannya ke redaksi Pedulibangsa.co via whatsApp, Sabtu (23/1/2021).

Menurutnya, pada saat pemaparan visi misi Pemilma bagi calon ketua, Nabilatuzzahra tidak muncul berdasarkan jadwal yang ditentukan panitia penyelenggara.

“Nabilatuzzahra tidak menghadiri kegiatan pemaparan visi misi, padahal pihak LPP telah menghubungi, tetapi tidak ada respon. Sementara dalam rangkaian proses yang telah dijalankan LPP, itu sudah sesuai juknis. Hanya menyisihkan satu kandidat yang mengikuti hingga pemilihan yang diselenggarakan oleh LPP, yakni Muslimin M,” bebernya.

Cacat prosedural pelantikan ini kemudian dijelaskan Alfiqri, karena pada saat pelantikan, pihak LPP tidak dilibatkan, bahkan berlangsung secara dadakan dan terkesan disembunyikan.

“Pelantikan itu dilaksanakan secara dadakan dan terkesan disembunyikan karena tidak ada informasi masuk ke LPP selaku panitia penyelenggara Pemilma,” jelasnya.

Dengan begitu, Alfiqri mengaku, pelantikan yang digelar secara terpaksa itu diduga ada keterlibatan pimpinan fakultas.

“Kami menduga ada intervensi dan tekanan pimpinan fakultas, dalam hal ini Dekan FKIK UIN Alauddin Makassar, Dr Syatirah,” tegasnya.

Bukan hanya itu, lanjut Alfiqri, Dekan pun dinilai terkesan tidak transparan dan sering menutup komunikasi.

“Dulu waktu masih tahapan pengurusan, berkas hingga pemaparan visi misi kandidat, Bunda Syatirah masih sering buka kerang komunikasi, tapi setelah itu tidak lagi. Bahkan nomorku langsung diblokir,” ungkapnya.

Alfiqri berharap, pesta demokrasi di lingkup FKIK UIN Alauddin Makassar harus bebas dari segala bentuk intervensi.

“Campur tangan pimpinan fakultas itu ada batasnya, selama tidak mencederai demokrasi. Namun ketika melewati batas, maka ada upaya mengubur demokrasi mahasiswa,” tutupnya.

Sementara itu, Dekan FKIK UIN Alauddin Dr. Syatirah yang coba dikonfirmasi via telepon whatsApp tidak memberikan respon. (red)